Tidak meninggalkan apapun kecuali Jejak Kaki” begitulah penggalan kalimat yang harus selalu diingat para pecinta alam. Masihkah kamu merasa bangga mengaku pecinta alam jika masih buang sampah sembarangan dan melakukan vandalisme? Pertanyaan yang sepele, namun kamu harus merenungkan lebih dalam pertanyaan ini.
Belakangan ini orang berlomba untuk berpetualang mendaki gunung. Setiap gunung saat weekend selalu penuh dengan para pendaki. Berduyun-duyun orang-orang yang mengaku pecinta alam ini berpetualang menaklukkan puncak.
Namun ada efek negatif yang ditinggalkan dari banyaknya pendaki yang naik gunung. Beberapa oknum pecinta alam ini meninggalkan sampah terutama di sekitar pos pendakian dan di setiap jalur yang dilalui pendaki. Sampah ini makin lama makin banyak dan merajalela. Plastik, botol, kaleng dan aneka macam barang bawaan pendaki ditinggalkan begitu saja di sembarang tempat.
Tahukah kamu bahwa alam butuh berapa lama untuk menguraikan sampah-sampah itu? Hanya dibutuhkan satu hal saja agar alam ini tetap lestari, yaitu Kesadaran. Yak, hanya dengan sebuah kesadaran dari masing-masing individu untuk tidak meninggalkan apapun terutama sampah pada alam yag kita cintai ini. Jika masing-masing individu mau untuk mengelola sampah yang dibawanya untuk dibawa turun, niscaya alam kita akan tetap hijau dan lestari.
Belakangan ini orang berlomba untuk berpetualang mendaki gunung. Setiap gunung saat weekend selalu penuh dengan para pendaki. Berduyun-duyun orang-orang yang mengaku pecinta alam ini berpetualang menaklukkan puncak.
Namun ada efek negatif yang ditinggalkan dari banyaknya pendaki yang naik gunung. Beberapa oknum pecinta alam ini meninggalkan sampah terutama di sekitar pos pendakian dan di setiap jalur yang dilalui pendaki. Sampah ini makin lama makin banyak dan merajalela. Plastik, botol, kaleng dan aneka macam barang bawaan pendaki ditinggalkan begitu saja di sembarang tempat.
Tahukah kamu bahwa alam butuh berapa lama untuk menguraikan sampah-sampah itu? Hanya dibutuhkan satu hal saja agar alam ini tetap lestari, yaitu Kesadaran. Yak, hanya dengan sebuah kesadaran dari masing-masing individu untuk tidak meninggalkan apapun terutama sampah pada alam yag kita cintai ini. Jika masing-masing individu mau untuk mengelola sampah yang dibawanya untuk dibawa turun, niscaya alam kita akan tetap hijau dan lestari.
Jangan hanya karena merasa sudah membayar biaya retribusi, maka kamu bisa dengan seenaknya membuang sampah dimanapun yang kamu suka. Tidak akan cukup berapapun petugas kebersihan yang diturunkan untuk mengatasi.
Sudah jamak pula oknum pendaki di Indonesia melakukan vandalisme di gunung. Corat-coret bahkan pengrusakan fasilitas sering kali dilakukan tanpa dapat ditanggulangi. Bahkan beberapa malah merasa bangga jika dapat melakukan itu, aneh kan?
Mengapa justru mereka tidak bangga jika mereka juga ikut andil untuk menjaga kelestarian alam? Mental perusak ini yang kadang malah bikin orang lain ikut menirukan. Ada orang yang corat-coret batu, beberapa saat lainnya pasti akan lebih banyak lagi orang yang corat-coret di tempat itu.
Simak: 8 Tips Pendaki Pemula
Padahal gunung-gunung di Indonesia kini telah menjadi destinasi andalan di mata wisatawan mancanegara, sebut saja Cartenz, Rinjani, Semeru, Bromo, Ijen dan masih banyak lagi. Bahkan sukarelawan asing sampai melakukan pembersihan di jalur pendakian kita. Sementara pendaki kita dengan cueknya membuang sampah dan corat-coret sembarangan.
Berikut beberapa kebiasaan baik yang harus kita latih dan pupuk agar konservasi alam tetap lestari:
1. Mulailah dengan niat yang baik untuk selalu menjaga kelestarian alam.
- Tidak meninggalkan apapun kecuali jejak.
- Tidak mengambil apapun kecuali foto.
- Tidak membunuh apapun kecuali waktu.
2. Kurangi bekal yang berbungkus plastik, botol dan kaleng.
Dengan mengurangi bungkus yang susah terurai di alam maka kita juga ikut andil menyelamatkan alam kita. Barang yang kamu bawa berpotensi membuat polusi untuk alam.
3. Tidak membuang sampah di jalur pendakian.
Jalur pendakian bukanlah tempat sampah. Simpanlah sampah yang kamu keluarkan dan kumpulkan dalam tempat tersendiri.
4. Bawa turun kembali sampah apapun yang keluar dari ransel kita.
Kamu dapat membuangnya di tempat sampah yang sudah tersedia di bawah.
5. Tidak melakukan vandalisme dengan cara apapun.
Corat-coret dan pengrusakan fasilitas memperburuk citra destinasi wisata yang kamu kunjungi.
6. Tegur dan nasihati pendaki lain yang buang sembarangan atau yang merusak fasilitas.
Tindakan ini berguna untuk member edukasi dan kesadaran pada oknum yang mentalnya masih payah. Semoga dengan kesadaran mereka dapat pula malah menjadi agen-agen konservasi alam.
7. Lakukan aksi bersih gunung untuk konservasi.
Ikutlah kegiatan bersih gunung masal secara sukarela untuk mendukung kebersihan jalur pendakian.
Sebetulnya secara prinsip, alam akan tetap lestari jika tidak ada campur tangan manusia di dalamnya. Sebuah destinasi wisata semakin dikenalkan ke umum, maka semakin banyak orang yang mendatanginya. Semakin banyak yang datang ke lokasi itu maka potensi kerusakan alam akan semakin besar pula.
Lebih baik kamu tidak mendaki gunung jika hanya untuk buang sampah dan vadalisme di Gunung. Beban bumi kita sudah terlalu berat. Tugas kita pula untuk mengurangi dan menyelamatkannya…
0 komentar:
Post a Comment